Mengenal HACCP: Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Prinsip

By. Afifah - 28 Aug 2023

Bagikan:
img

anekarasa.co.idHACCP merupakan kepanjangan dari Hazard Analysis and Critical Control Point. Sistem ini digunakan untuk melakukan analisis dan kontrol bahaya terkait dengan keamanan pangan pada proses produksi. Analisis HACCP dilakukan mulai dari bahan baku yang digunakan, proses produksi hingga penanganan distribusi produk ke konsumen. Dalam suatu proses produksi selalu terdapat kemungkinan adanya kontaminasi. Kontaminasi tersebut tidak hanya berasal dari higenitas, namun juga dapat berasal dari terjadinya kontaminasi silang. Sumber kontaminasi silang diantaranya yaitu peralatan yang digunakan, lingkungan kerja dan orang yang terlibat dalam proses produksi. Metode HACCP sudah diakui secara Internasional dan menjadi standar dari perusahaan pangan di dunia.

Baca juga: 7 Cara Menyimpan Daging yang Ampuh untuk Menjaga Kesegaran

Tujuan dari HACCP yaitu mencegah adanya bahaya pada produk pangan sehingga terjamin bahwa produk pangan yang dihasilkan sudah aman untuk dikonsumsi. Dengan menerapkan system ini, produsen dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan. Penerapan system HACCP pada proses produksi memberikan manfaat baik untuk konsumen maupun produsen. Manfaat dari dilakukannya penerapan HACCP diantaranya yaitu:

  • Menjamin keamanan pangan yang diproduksi
  • Mengurangi risiko kontaminasi dan kerugian produk akibat produk yang tidak aman atau rusak
  • Meningkatkan efisiensi dari proses produksi
  • Memberikan kepuasan kepada konsumen karena komitment perusahaan terhadap standar keamanan pangan nasional maupun internasional
  • Produk memiliki nilai kompetitif di pasar global karena HACCP merupakan standar internasional

Baca juga: 6 Upaya Menjaga Keamanan Pangan di Rumah Potong Ayam (RPA)

Penerapan system HACCP dalam industry pangan memiliki 7 prinsip utama yaitu sebagai berikut:

  1. Identifikasi potensi bahaya pada seluruh tahapan produksi pangan, dari bahan baku hingga produk siap dikonsumsi.
  2. Penentuan tahap produksi yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya.
  3. Penetapan batas kritis untuk keberadaan CCP, digunakan sebagai pendoman monitoring dan pengendalian proses produksi dan dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
  4. Penetapan system pemantauan pengendalian (monitoring) CCP, guna mencegah atau mengurangi kerugian serta dapat memberikan solusi pada masalah yang timbul.
  5. Penetapan tindakan perbaikan apabila CPP tidak terkendali.
  6. Penetapan prosedur verifikasi system HACCP, untuk memastikan apakah system HACCP berjalan efektif sesuai prosedur atau perlu untuk dilakukan modifikasi.
  7. Pengembangan dokumentasi seluruh prosedur dan pencatatan penerapan prinsip HACCP.

Baca juga: 5 Cara Mudah Mengenali Telur Busuk yang Penting untuk Diketahui




Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp