anekarasa.co.id - Petty Cash atau yang kita kenal sebagai kas kecil, merupakan komponen penting akuntansi yang merujuk pada sejumlah uang tunai yang telah disediakan oleh perusahaan atau organisasi untuk mengatasi biaya-biaya pengeluaran kecil yang tidak perlu melalui proses formal seperti cek atau transfer bank.
Petty Cash atau kas kecil diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi harian yang relatif kecil, seperti ongkos kendaraan, pembelian ATK, atau pembelian-pembelian kecil lainnya.
Pentingnya kas kecil membuat perusahaan untuk mengelola pengeluaran kecil jadi lebih efisien dan efektif tanpa perlu adanya prosedur yang rumit. Namun, penggunaan kas kecil juga memerlukan pengawasan dan pencatatan yang baik agar transparansi dalam pengelolaan keuangan dalam perusahaan.
Baca juga: Inilah Hal-Hal yang Dilarang Dalam Akuntansi, Simak Yuk!
Kas kecil diperlakukan sebagai akun yang terpisah. Ketika uang tunai diambil dari kas kecil untuk membiayai pengeluaran tertentu, transaksi tersebut kemudian harus dicatat dengan benar, meliputi tanggal transaksi, keterangan transaksi, jumlah yang keluar, dan tanda tangan orang yang mengambil uang tersebut.
Kemudian transaksi ini diintegrasikan ke dalam laporan keuangan, seperti neraca atau laporan laba rugi, sehingga penggunaan uang tunai di kas kecil dapat diperiksa dan terlacak.
Dalam manajemen Petty Cash atau kas kecil ada dua metode yang biasa digunakan dalam mengelolanya, yaitu: Metode Tetap (Imprest Fund System) dan Metode Fluktuatif (Fluctuating Fund System).
1. Metode Tetap (Imprest Fund System)
Dalam metode ini, jumlah kas kecil yang telah disiapkan untuk kas ini sifatnya tetap sama atau tidak berubah nominalnya. Misalnya suatu perusahaan mengatur jumlah kas kecil sebesar Rp 1.000.000 setiap per periode, maka periode selanjutnya nominalnya juga sama.
Dalam metode ini tidak boleh ada penambahan kas kecil di tengah periode, dan di akhir periode jumlah yang telah dibelanjakan juga harus diisi kembali, sehingga jumlah kas kecil jumlahnya akan sama seperti di awal periode.
Baca juga: Apa Saja Kelebihan dan Kelemahan Zahir Accounting?
Ciri-cirinya:
2. Metode Berubah-ubah (Fluctuating Fund System)
Metode ini berbeda dengan metode tetap, dimana jumlah Petty Cash atau kas kecil ditetapkan di dalam metode ini disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Jadi nominal saldo bisa berubah-ubah di tiap periode sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
Ciri-cirinya:
Baca juga: Ketahui Tentang Liabilitas di Dalam Neraca